You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Warnasari
Desa Warnasari

Kec. Pangalengan, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat

Sejarah Desa

Administrator 27 Agustus 2016 Dibaca 4.154 Kali

SEJARAH SINGKAT DESA WARNASARI

KECAMATAN PANGALENGAN

KABUPATEN BANDUNG

 

 

 

Negara Republik Indonesia merupakan Negara Agraris dimana mayoritas penduduknya bermata pencaharian bercocok tanam/ bertani. Demikian pula halnya dengan penduduk Desa Warnasari pada khususnya Kecamatan Pangalengan pada umumnya, sejak zaman dulu dikenal dalam komoditi sayur mayur dan peternak Sapi Perah.

 

Disamping wilayah Desa Warnasari yang terkenal akan komoditi sayur mayurnya, juga tak kalah pentingnya produksi teh hijau/ merah merupakan produksi andalan dari daerah ini bahkan sudah terkenal sejak zaman penjajahan belanda.

 

Menurut cerita orang tua dulu, bahwa tat kala tanah pasundan dikuasai oleh Sultan Agung dari Mataram, daerah Pangalengan dengan sendirinya termasuk daerah kekuasaannya pada waktu itu yang menjadi Bupati Bandung adalah DemangAdi Sutra. Pada tahun 1811 DemangAdi Sutra menyerahkan kekuasaannya kepada Belanda  yang pada saat itu dibawah kepemimpinan Gubernur JendralDaendels, selanjutnyaDaendels memerintahkan kepada Bupati Bandung yang pada waktu itu dijabatoleh R.A. Wiranatakusumahdan Rd. Indrijadireja untuk memindahkan Ibu Kota Kabupaten Bandung dari Dayeuh Kolot ke Dalam Kaum ( Bandung ). Hal tersebut dimaksudkan supaya Ibu Kota Kabupaten Bandung dekat dengan jalan raya( dalam sejarah Nasional terkenal dengan sebutan jalan Daendels ), pemindahan Kabupaten Bandung ini terjadi pada tanggal 2 Mei 1811.

 

Konon ketika itu Rd. Arya Natanegara yang menjabat sebagai Wedana Banjaran telah memerintahkan untuk membuka hutan sebelah selatan, pembukaan hutan ini mendapat bantuan dariEmbahEstidanEmbahNurbayin.

 

Setelah keluarnya undang-undang Agraris Belanda pada tahun 1870, maka pembagian modal asing Belanda ke Wilayah Desa Palayangan (warnasari sekarang) dengan cara membuka perkebunan dengan Erfachtnya secara berangsur-angsur lereng gunung dan hutan dibuka oleh bangsa Belanda dan menjelmalah Onderneming-Onderneming seperti, Pasir Malang, Pasir Junghun, Purbasari, Wanasuka, Malabar, Kertasari, Cinyiruan, Cukul dan lainnya.

 

Bahkan dilwilayah Desa Palayangan (warnasari sekarang) terdapat Situ Cileunca, sebelum menjadi danau, kawasan tersebut milik pribadi seorang belanda yang bernama Kuhlan, kemudian dibuatlah Danau buatan dengan cara membendung aliran sungai Cileunca sebagai tempat penampungan air untuk pembangkit listrik tenaga air yang berlokasi di Sentral Plengan, Lamajan dan Cikalong, Konon situ cileunca dibangun selama (7 tahun )  tahun  1919-1926 oleh Belanda, yang pada saat itu terkenal nama Juragan Arya ( Rd. Arya Negara ) dan Mahesti sebagai pelaksana/Mengomandani pelaksanaan pembangunan Danau tersebut bahkan pelaksanaan pembangunannya tidak menggunakan cangkul tetapi menggunakan Halu (Alu) dengan mengerahkan orang-orang pribumi yang cukup banyak, dan kayunyapun sebagian digunakan untuk bahan pembangunan Kantor Desa Palayangan, setelah selesai pembangun danau tersebut berdirilah bangunan hotel yang cukup megah yang berada tepat dipinggir situ cileunca, hotel tersebut dibangun oleh seorang pengusaha Belanda Bernama Tuan Hughland.

 

Selanjutnya terwujudlah beberapa perkampungan diantaranya  : Desa Pangalengan, Desa Cikalong dan kurang lebih tahun 1920 dibentuklah wilayah pemerintahan Desa Palayangan pada saat itu berlokasi Kmp. Kandang sapi /Sirnasari sekarang, dan kades terlama yang menjabat Desa Palayangan ( Warnasari ) adalah Bapak kades Murham, sampai saat ini wilayah Desa Warnasari ( dahulu bernama Desa Palayangan ) sudah dipimpin oleh 14 Lurah/ Kades/Pjs., diantaranya  :

1.   Murham                                ( 1920 - 0000 )

2.   Purawiguna                         ( 0000 - 0000 )

3.   Murham                                ( 0000 - 0000 )

4.   Hasan                                     ( 0000 - 0000 )

5.   Idi Wiratmaja                      ( 1930 - 1940 )

6.   Wiratmaja                            ( 1940 - 1948 )

7.   BK. Hadiwijaya                    ( 1948 - 1980 )

8.   Aan Suhendi                        ( 1981 - 1986 )

9.   Oseng Supardi                    ( 1987 - 1989 ) Pejabat sementara

10.  Adung H. Wijaya               ( 1990 - 1997 )

11. Empud Suhara                    ( 1997 - 1998 ) pejabat sementara

12. KiaaSugiharto                     ( 1999 - 2007 )

13. KiaaSugiharto, S.Ip           ( 2007 - 2013 )

14. Usep Koswara                    ( 2013 - 2019 )

 

Pada masa kepemimpinan BK. HADIWIJAYA Desa Palayangan semula berlokasi di kmp. Kandang Sapi dan Pada tahun 1954 kantor desa dipindahkan ke Kmp. Pulo,  kemudian dengan kesepakatan berbagai pihak  tepatnya sekitar tahun 1961-1962 dipindahkan ke kmp. Cibeunying dan diubah namanya menjadi DesaWarnasari dan dibangunkan Bangunan Kantor dan Aula Desa yang baru, atas partisipasi dan gotong royong masyarakat pada waktu itu.

 

Kemudian Desa Warnasari, dimekarkan menjadi 4 (empat) desa yaitu :

  1. Tanggal, 16 Juli 1977  Desa Margaluyu
  2. Tanggal, 14 Agustus 1984 Desa Pulosari
  3. Tanggal, 14 Agustus 1984 Desa Sukaluyu dan
  4. Desa Warnasari sebagai Desa Induk.

 

Kemudian dengan terjadinya musibah gempa bumi tepatnya pada tanggal 2 September 2009, dampaknya dapat mengakibatkan ambruknya bangunan gedung kantor Desa dan fasilitas umum lainnya( SDN Palayangan, Puskesmas Warnasari dan sebagainya ).

 

Hikmah dari kejadian tersebut pada tahun 2010 Desa Warnasari mendapat bantuan dari BPMIGAS-KKKS untuk Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana Gempa Bumi diperuntukan bangunan Kantor/ Gedung Serbaguna Desa, SDN Palayangan dan Puskesmas Warnasari dalam bentuk swakelola oleh panitia yang terdiri dari Dinas Instansi terkait, unsur BPD lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut selama kurang lebih 8 ( delapan ) bulan, serta menggunakan tenaga kerja potensi yang ada diwilayah Desa Warnasari. Namun dalam pembangunnya tidak menggunakan lahan semula/ yang lama, melainkan lahan yang baru berlokasi di sebelah Barat dari lokasi lama.

 

 Setelah selesainya pelaksanaan kegiatan pembanguna tersebut dengan kesepakatan dari semua pihak areal tersebut diberi nama dengan sebutan KOMPLEK TERPADU BPMIGAS-KKKS yang didalamnya adalah bangunan Kantor dan Gedung Serbaguna Desa, SDN Palayangan dan Puskesmas Warnasari, kemudian pada tanggal 15 September 2011 diresmikan oleh Bapak Gubernur Jawa Barat ( Ahmad Heryawan ) dan Wakil Kepala BP MIGAS.( Hardiono ) Pada saat ini sudah diserah terimakan kepada Pemda Kabupaten Bandung.

 

Demikian sejarah singkat Desa Warnasari ini kami buat, mohon maaf dalam pembuatan sejarah ini banyak kekurangan dan ke tidakcocokan data/fakta dengan kejadian – kejadian dimasa lalu, agar memakluminya dan kami sampaikan terima kasih.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image